Sebagai manusia yang Allah SWT jadikan kholifah dimuka bumi, Allah SWT menciptakan kita dengan sebaik baik ciptaan, hal ini tertulis dalam Al-Qur’an surat At-tin.
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ ٤ ( التين/95: 4)
“Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (At-Tin/95:4)
Walaupun demikian, Allah SWT memberikan potensi yang berbeda pada tiap individunya, dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing, baik dari segi ilmu, harta ataupun kekuasan. Namun tak jarang diantara manusia yang Allah SWT berikan kelebihan dan tidak dilandasi dengan keimanan, malah menjerumuskan pada sikap sombong, yang mana sikap ini akan membawa manusia pada kehancuran.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat : 36
اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ ٣٦ ( النساۤء/4: 36)…
“… Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.” (An-Nisa’/4:36)
Ayat ini mengatakan dengan begitu jelas, betapa Allah SWT membenci orang-orang yang sombong. dalam kitab Nashoihul Ibad karangan Syekh Nawawi Al-Bantani, beliau mengatakan bahwa sombong adalah. “Memandang dirinya sendiri dengan pandangan yang mulia, dan Memandang orang lain dengan pandangan yang hina” Tak pantas kita sebagai manusia memiliki sikap sombong, karna yang berhak sombong hanya Allah SWT, hal ini ditulis dalam kitab Ta’limul Muta’allim karya Al-Imam Burhanuddin Az-Zarnuji. Beliau menulis “sombong adalah sifat untuk Tuhan yang khusus, maka harus dihindari agar kita bertaqwa”. Bukan keanehan bila mana Allah SWT bersikap sombong, karna tak ada Dzat yang mampu melebihinya, bahkan menyetarainya pun adalah hal yang sangat mustahil dilakukan oleh makhluk manapun, karna kedudukannya sebagai kholik. Namun adalah hal yang aneh bila kita sebagi manusia memiliki sikap sombong. bagaimanapun kelebihan yang kita miliki, baik dari segi harta, ilmu ataupun kekuasaan, pasti masih banyak orang lain yang lebih dari pada kita.
Bila kita merujuk kepada kisah-kisah orang sombong di dalam Al-Qur’an, tidak ada yang hidupnya berakhir bahagia. Fir’aun yang sombong dengan kekuasannya, bahkan mengaku dirinya sebagai tuhan, pada akhirnya Allah SWT tenggelamkan dirinya bersama seluruh pasukannya.
فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَاَغْرَقْنٰهُمْ فِى الْيَمِّ بِاَنَّهُمْ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَكَانُوْا عَنْهَا غٰفِلِيْنَ ١٣٦
( الاعراف/7: 136)
“Maka, Kami membalas mereka (dengan siksa yang lebih berat). Kami tenggelamkan mereka di laut karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang lengah terhadapnya.” (Al-A’raf/7:136)
Lalu Qorun yang sombong dengan hartanya dan mengatakan bahwa harta yang dimiliknya adalah karna ilmunya.
قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِي… ٧٨ ( القصص/28: 78)
“Dia (Qarun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta) itu semata-mata karena ilmu yang ada padaku. …” (Al-Qasas/28:78)
Pada akhirnya Allah SWT benamkan seluruh hartanya kedalam bumi.
فَخَسَفْنَا بِهٖ وَبِدَارِهِ الْاَرْضَ ۗفَمَا كَانَ لَهٗ مِنْ فِئَةٍ يَّنْصُرُوْنَهٗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖوَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِيْنَ ٨١ ( القصص/28: 81)
“Lalu, Kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka, tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.” (Al-Qasas/28:81)
Kemudian Abrahah yang sombong dengan kekuatan pasukan gajahnya, sampai memiliki keberanian untuk menghancurkan Ka’bah, pada akhirnya Allah SWT hancurkan dengan burung Ababil yang membawa batu-batu panas.
وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ ٣ تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ ٤ ( الفيل/105: 3-4)
3.”Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong” 4.”yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar” (Al-Fil/105:3-4)
Bahkan syaiton pun Allah SWT keluarkan dari syurga, karna sikap sombongnya. Manakala Allah SWT memerintahkan syaiton untuk bersujud kepada Nabi Adam AS. Syaiton menolak seraya mengatakan bahwa dia lebih baik dari Nabi Adam AS.
قَالَ مَا مَنَعَكَ اَلَّا تَسْجُدَ اِذْ اَمَرْتُكَ ۗقَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُۚ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ مِنْ طِيْنٍ ١٢ قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُوْنُ لَكَ اَنْ تَتَكَبَّرَ فِيْهَا فَاخْرُجْ اِنَّكَ مِنَ الصّٰغِرِيْنَ ١٣
( الاعراف/7: 12-13)
12. “Dia (Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud ketika Aku menyuruhmu?” Ia (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” 13. Dia (Allah) berfirman, “Turunlah kamu darinya (surga) karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina.” (Al-A’raf/7:12-13)
Kalaulah Syaiton yang awalnya tinggal di syurga, Allah SWT keluarkan karna sikap sombongnya, lantas bagaimana kita dengan manusia, yang belum dijamin masuk syurga, ada yang berani bersikap sombong, Nudzubillahi Min Dazalik.
Maka bisa kita jadikan ibroh, kisah-kisah didalam Al-Qur’an. Bahwa tidak ada kebaikan yang bisa kita raih dari sikap sombong, yang ada hanya akan membawa kita pada kehancuran. Sudah sepatutnya kita menjauhkan sikap sombong pada diri kita. Diantara caranya adalah dengan belajar untuk bersikap tawadhu.
Tawadhu adalah merendahkan hati kita, ketika merasa Allah SWT menitipkan kelebihan kepada kita. Baik harrta, ilmu ataupun kekuasaan, jangalah merasa diri kita paling mulia atau paling tinggi, ingatlah masih banyak orang yang lebih dari kita. Sebagaimana pepatah mengatakan. Diatas langit masih ada langit.
Dan jangan lupa untuk bersyukur atas karunia yang telah Allah SWT berikan, sungguh bukan hal yang sulit bagi Allah SWT untuk mengambil apa yang ada pada kita. Maka selagi Allah SWT memberikan kesempatan, gunakanlah dengan sebaik-baiknya. Yang diberi kelebihan rizki, jangan lupa untuk memperbanyak shodaqoh, agar rizkinya berkah. Yang diberi kelebihan ilmu, jangan lupa mengajarkan orang lain, agar ilmunya bermanfaat. Yang diberi jabatan dan kekuasaan, buatlah kebijakan yang menguntungkan masyarakat. barangkali Allah SWT berikan itu semua, supaya menjadi jalan untuk kita meraih ridhonya.
Buya hamka pernah berkata :
“kita manusia, adalah makhluk yang diciptakan dari tanah
memakan makanan yang tumbuh dari tanah
dan ketika mati, akan kembali ke tanah
lantas kenapa bersikap langit ?”
semoga Allah SWT menjauhkan kita dari sikap sombong, dan memudahkan jalan kita dalam menggapai ridho-Nya
Amin, Ya Robbal “Alamin